Cerita Pendek (Cerpen) Rumah Angker dan Buaya Putih
Rain In Shadow→ Cerpen kali ini akan bertema sedikit dengan bumbu Horor. Yang mana Cerpen ini merupakan pengalaman langsung saya. Sebagian yang tidak penah mengalami peristiwa yang terjadi di Cerpen ini akan beranggapan mengada-ada cerita saja. Tetapi melalui Cerpen ini saya ingin membagikan pengalaman saya yang menurut saya cukup menyeramkan pada waktu itu. Baiklah tanpa panjang kata lagi, silakan membaca Cerpen yang saya buat kala itu.
Rumah Angker dan Buaya Putih
Karya Tsugami Ichi
Pada suatu sore
hari pukul 17.00 WITA, saya pindah dari Tenggarong
Seberang dan saya melihat rumah itu sedikit angker seperti persis/sama yang
ada didalam mimpi saya waktu 3 tahun lalu yang akhirnya menjadi nyata. Di
daerah Mangkurawang saya pernah tinggal di situ. Pada saat itu adik saya ingin
membuang air besar (BAB) sekaligus ingin mandi, seusai mandi di melihat di
bawah meja kompor “i.......iiiiiiiii.......iii,” kata adik saya, “ada apa”
tanya saya pada adik saya, lalu dia tidak mau menjawab saya menanyakan “ada
apa” tanya saya dengan nada marah dan penasaran. Lalu ibu saya menanykan pada
adik saya “ada apa dik” tanya ibu pada adik, “enggak papa bu” jawab adik pada
ibu, lalu menanyakan hal yang sama “kenapa tadi habis mandi teriak-teriak”
tanya ibu penasaran, “tapi ibu jangan kaget ya” ujar adik pada ibu. “ iya ada
apa tadi teriak-teriak” tanya lagi ibu pada adik , “tadi habis mandi aku
melihat di bawah kompor itu ada kepala yang berlumuran darah” jawab adik pada
ibu dengan nada ketakutan. Lalu saya tak sengaja mendengar ucapan dari adik
saya spontan saya menjawab “ di mana”
tanya saya pada adik, “di situ sambil menunjuk ke bawah meja kompor” lalu ibu
saya mengambil garam dan melemparkan itu ke bawah meja kompor sambil berkata
yang tidak jelas. Lalu saya mencoba untuk menendang kepala itu sambil
mengatakan “dimana, di sini sambil menunjuk ke bawah” tanya saya ke adik, lalu
ibu saya berkata “jangan di gitu kan” saran ibu pada saya. Dan saya langsung
ingin mandi.
Malam harinya adik saya
tidur di kamar dan saya,ibu dan bapak tidur di luar kamar (ruang tamu). Pada
jam 21.00 WITA bapak saya pulang dari kantor usai melaksanakan tugas dan
kewajiban beliau, lalu ibu saya menceritakan kejadian pada waktu sore hari. Dan
ke esokan harinya pukul 06.15 WITA beliau menanyakan apa yang terjadi kemarin
sore. Lau adik saya tidak berani menceritakan apa yang telah dia alami kemarin
sore. “tidak papa cerita saja, orang ada ibu sama kakak” ujar beliau pada adik
saya. Lalu dia pun mau menceritakan ***
Apa yang terjadi di
sore hari itu. “enggak papa, lupa kan aja kejadian yang kemarin” saran beliau
pada adik saya, lalu kami berangkat sekolah, ada satu tetangga kami yang pernah
mengalami hal serupa, dan ibu saya menceritakan hal itu pada tetengga. Dan
beliau pun mendapatkan saran, sayang pada saat itu saya tidak bersama beliau
dan tidak mendengar. Pada malam hari nya tepat pukul 21.30 WITA-22.30 WITA,
adik saya mulai tidak nyaman tidur di dalam kamar akhirnya dia memutuskan untuk
tidur di luar bersama saya dan ibu. Dan dia merasa nyenyak, “pasti ketkutan”
ujar saya dengan ibu, “iya kasihan kak” ujar ibu pada saya. Ke esokan harinya
sebelum berangkat ke sekolah adik saya bercerita soal tadi malam dia tidur “bu,
tadi malam kayak ada yang narik kaki ku. Ibu kah yang narik” tanya adik saya
pada ibu, dan saya mendengar yang dia ucapkan. Lalu dia menuduh saya pada waktu
itu saya tidur terlalu malam “ kakak, ya yang narik kaki ku tadi malam” tuduh
adik saya ke saya, “mana ada aku yag narik, oarang asik nonton OVJ di tuduh narik kaki mu” bela saya. “terus,
siapa yang narik kaki ku waktu tidur” tanya adik saya dengan semua.”hantu
mungkin yang narik” jawab saya dengan adik, “mana ada, dah” bantah adik saya.
Lalu saya mengatakan “iya tanya ibu kalau gak percaaya” ujar saya, lalu kami
berangkat ke sekolah masing-masing
Sepulang dari sekolah
adik saya bercerita pada bapak saya. Saya pun ikut mendengarkan pembicaraan
mereka, “bilang sama yang narik kakimu (jangan ganggu aku pang kita punya alam
masing-masing) gitu lo dek” saran beliau pada adik saya. Lalu saya tertawa
mendengar hal seperti itu, karena itu lucu bagi saya. Malam hari nya adik saya
tidur diluar bersama saya,ibu,dan bapak pada saat itu adik saya tidur terlebih
dahulu sedangkan ibu saya tidur juga bersama adik saya, tak lama kemudian pukul
22.45 WITA bapak saya pulang dan saya masih belum tidur karena tidak dapat
tidur. Saya,ibu dan bapak bercerita soal rumah dan adik saya, “rumah ini kayak
nya belum pernah di selamati” ujar saya. “iya masalahnya banyak gangguan dari
mahluk astral” ujar beliau kepada saya dan ibu saya. Kami pun tidur sampai
larut malam hari demi menjaga adik saya. Dan ibu saya pada bapak saya “pak, adek itu di gangu
mahluk halus” kata ibu saya, dan tib-tiba adik saya gelisah tidurnya lalu saya
mersakan ada yang tidak beres pada rumah ini dan ibu saya langsung menanyakan
pada adik saya “kenapa dek tidunya gelisah” tanya ibu pada adik saya lalu dia
menjawab “mmmmmmm,,,,,,,,,, gak papa” jawab adik saya pada ibu saya. Pagi
harinya adik saya bercerita ke pada saya,ibu saya,dan bapak saya tentang mimpi
dia tadi malam “bu, tadi malam aku mimpi kayak ada di- ***
Baca Juga : (Cerita Pendek Karya Esti Noor; Kopi Hitam)
Suatu tempat terus
aku melihat ada orang yang pakai baju yang rapi betul warna hijau sama putih
terus orang nya cantik,putih, dan wangi betul”. “o...........................
kayak artis berarti hantunya tu” ujar saya kepada adik saya, “sudah cepat
makannya nanti terlambar masuk sekolah” kata ibu kepada saya dan adik saya “iya
cepat makannya” ujar bapak saya pada saya dan adik.
Ke esokan malamnya
tetap pukul 20.30 WITA, ibu saya pergi bersama
tetangga ke tmpat orang pintar hanya menanyakan beberapa hal tentang gangguan
mahluk astral, dan saya di tinggal di rumah yang angker di tempat’i karena itu
saya masuk ke rumah tetangga karena saya tidak ingin terjadi apa-apa dengan
saya, mereka sampai pada pukul 22.30 WITA dan mereka pun bercerita mengenai
hantu yang ada didalam rumah saya “ternyata bapak baru tau kalau ibu masih
keturunan Banjar” ujar bapak terhadap saya daanadik saya “iya, jadi gini nenek
dari ibu itu pernah pelihara BUAYA PUTIH.
Jadi itu buaya nya gak diurusi sama paman Anen lagi” jawab ibu kepada saya dan
adik saya. Lalu pada malam itu juga ibu saya pergi membeli persiapan untuk
‘Belabuh’ dan dilaksanakannya pada malam itu juga, ketika memasuki rumah saya
perasaan yang ada didalam rumah berbeda, perasaan nya lebih tenang, damai, dan
tentram. Dan pada tanggal 23 Maret 3013 saya pindah dari rumah yang angker itu
dan pindah menuju ke daerah Timbau. Saat malam pertama di rumah Timbau ibu saya dan bapak saya berjaga
dan saya langsung tertidur karena terlalu capek. Tetap pukul 00.00 ibu saya
mendengar ad suara seperti tangisan orang saya terbangun dan mendengar mereka
berbicara ke pada nenek saya yang menjelma menjadi buaya putih “Nek ini tempat
baru kami jangan di ganggu anak cucu kita” ujar ibu kepada nenek saya dan tak
lama kemudian suara nya langsung menghilang begitu ibu saya mengucapkan itu.
Dan saat itu lah saya mengetahui bahwa saya memiliki peiliharaan buaya putih
dan saat itu juga kami sekeluarga berhenti di ganggu oleh buaya putih.***
TAMAT.
Tidak ada komentar: