Makalah Sejarah Indonesia Tentang Kemaharajaan VOC Kelas XI SMA
MAKALAH SEJARAH INDONESIA
KEMAHARAJAAN VOC
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
NAMA/NISN : INDRA BHARA
SUWANDI/9993460461
KELAS : XI MIA 2
i
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ……………………………………………………………… i
Daftar Isi ………………………………………………………… ii
Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………… 1
A. Latar
Belakang ………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………... 1
C. Tujuan ………………………………………………….. 1
Bab 2 Pembahasan ……………………………………………….. 2
A. Sejarah
Lahirnya VOC ……………………………….. 2
B. Pemerintahan
VOC di Indonesia …………………..…. 4
A. Reaksi
Rakyat …………………………………………. 7 a)
Mataram Melawan VOC ………………………. 7 b)
Makasar Melawan VOC ……………………….. 7
c) Banten Melawan VOC …………………………. 8 d) Trunojoyo Melawan VOC ……………………… 8 e)
Untung Suropati Melawan VOC ………………. 8
B. Kemunduran
VOC ……………………………………. 9
C. Pembubaran
VOC …………………………………….. 9
Bab 3 Penutup ………………………………………………….... 11
A. Kesimpulan ……………………………………………. 11
B. Saran …………………………………………………… 11
Daftar Pustaka …………………………………………………… iii
ii
BAB
1
PENDAHULAN
A. Latar
Belakang
Pada tahun 1620 Gubernur Jan Pieter Zoen
Coen mengeluarkan perintah untuk membangun Gedung Fatahila. Yang merupakan
bangunan Belanda di Batavia yang digunakan sebagai kantor Gubernur Jendral VOC.
Sejarah VOC didirikan pada tanggal 20
Maret 1620 yang merupakan perusahaan Belanda yang memiliki hak monopoli untuk
aktivitas perdagangan di Asia, khususnya di Indonesia. Badan VOC atau Perserikatan Dagang Hindia Timur Belanda
merupakan badan dagang yang istimewa, karena didukung oleh Negara dan diberi
fasilitas yang nyaman.
VOC juga memiliki hak-hak istimewa
missal mengeluarkan mata uang sendiri, memerintah di negara jajahan, dan
lain-lain. Dengan kata lain VOC merupakan negara dalam negara, VOC juga
dianggap mengeluarkan pembagian saham perusahaan yang pertama.
Di Indonesia VOC memiliki sebutan
popular (Kompeni/Kumpeni). Kata ini diambil dari kata Compagnie dalam nama lengkap bahasa Belanda. Tetapi rakyat lebih
mengenal dengan sebutan (Kompeni) adalah tentara Belanda karena penjajahan
merka atas rakyat Nusantara seperti tentara Belanda.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Sejarah Lahirnya VOC?
2.
Bagaimana
Pemerintahan VOC di Indonesia?
3.
Bagaimana
Reaksi Rakyat Terhadap Perlakuan VOC?
4.
Bagaimana
Kemunduran VOC?
5.
Bagaimana
Pembubaran VOC?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
dan memahami sejarah lahirnya VOC
2.
Memahami
kegiatan pemerintahan VOC di Indonesia
3.
Mengetahui
berbagai reaksi rakyat terhadap VOC
4.
Memahami
faktor-faktor kemunduean VOC
5.
Memahami
akhir dari VOC
1
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Lahirnya VOC
Berita tentang keuntungan yang melimpah
berkat perdagangan rempah-rempah menyebar luas. Oleh sebab itu, semakin banyak orangorang
Eropa yang tertarik pergi ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan bersaing
dalam meraup keuntungan berdagang. Para pedangang atau perusahaan dagang
Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda, bersaing dengan pedagang
Spanyol, bersaing dengan para pedagang Inggris, dan seterusnya.
Bahkan tidak hanya antarbangsa,
antarkelompok atau kongsi dagang, dalam satu bangsapun mereka saling bersaing.
Guna untuk memperkuat posisinya di dunia timur, masing-masing kongsi dagang
dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama. Sebagai contoh seperti
tahun1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC).
Persaingan yang cukup keras juga terjadi
di antaraperusahaan dagag orang-orang Belanda. Kenyataan ini mendapat perhatian
khusus dari pihak pemerintah dan parlemen Belanda, sebab persaingan antarkongsi
Belanda juga akan merugikan Kerajaan Belada sendiri. Maka dari itu, pemerintah
dan Parlemen Belanda (Staten Generaal)
pada tahun 1598 mengusulkan agar antarkongsi dagang Belada bekerja sama
membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar.
Pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah
persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi antarkongsi
yang telah ada. Kongsi dagang Belanda diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan
“Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”. VOC
ini secara resmi didirikan di Amsterdam.
Tujuan dibentuknya VOC ini antara lain:
1.
Menghindari
persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang
telah ada.
2.
Memperkuat
kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain.
2
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang
beranggotakan 17 orang, sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari
delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Merkas Besar Dewan ini
berkedudukan di Amsterdam. Dalam menjalankan tugasnya, VOC memiliki beberapa
kewenangan dan hak-hak antara lain :
1.
Melakukan
monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai denga Selat
Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara,
2.
Membentuk
angakatan perang sendiri,
3.
Melakuaka
peperangan,
4.
Mengadakan
perjanjian dengan raja-raja setempat,
5.
Mencetak
dan mengeluarkan mata uang sendiri,
6.
Mengengkat
pegawai sendiri
7.
Memerintah
di negeri jajahan.
Dengan memiliki hak untuk membentuk
angkatan perang sendiri dan boleh melakukan peperangan, maka VOC cenderung
ekspansif. VOC juga memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagai musuhnya.
Mengawali ekspansinya tahun1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari
Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC. Benteng
itu diberi nama Benteng Victoria.
Pada awal pertumbuhan sampai tahun 1610,
“Dewan Tujuh Belas” langsung harus menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan
berbagai urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk memperluas wilayah
monopoli. Pada tahun 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam
organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal merupakan
jabatan tertinggi yang berugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC.
Di samping itu juga dibentuk “Dewan
Hindia” (Raad van Indie). Tugas
“Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan gubernur
jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614).
Pieter Both sudah tentu harus mulai menata organisasi kongsi dagang ini
sebaik-baiknya agar harapan mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur
dapat diwujudkan. Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten pada tahun 1610. Pieter Both
meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta, yang berkuasa pada saat
itu Pangeran Wijayakarma.
3
Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda
Kelapa menjadi kota dagang yang sangat ramai. Kemudian pada tahun1611 pieter
Both berhasil mengadakan perjanjian pengan penguasa Jayakarta, guna membeli
sebidang tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem = 182 cm) yang berlokasi di
sebelah timur Muara Ciliwung. Tanah inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan
daerah kekuasan VOC di tanah Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia. Di
tempat ini kemudia didirikan bangunan batu berlantau 2 sebagai tempat
tinggal,kantor dan sekaligus gudang. Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian
dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di
Ambon.
B.
Pemerintahan VOC di Indonesia
Tindakan VOC dengan adanya Hak Oktroi
sangat merugikan bangsa Indonesia. Hak Oktroi seolah ijin usaha kepanjangan
tangan pemerintah Belanda, bahkan bisa dikatakan VOC sebagai sebuah “negara
dalam negara”. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, VOC menerapkan hak
monopoli, menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan membangun benteng-benteng.
Benteng-benteng yang dibangun VOC adalah:
1.
Di
Banten disebut Benteng Kota Intan (Fort Pellwijk).
2.
Di
Ambon disebut Benteng Victoria.
3.
Di
Makassar disebut Benteng Retterdam.
4.
Di
Ternate disebut Benteng Orange.
5.
Di
Banda Aceh disebut Benteng Nasao.
Dengan keunggulan senjata, juga
memanfaatkan kompetisi dan konflik di antara penguasa lokal (kerajaan), VOC
berhasil memonopoli perdagangan pala dan cengkeh di Maluku. Satu persatu
kerajaan-kerajaan di Indonesia dikuasai VOC. Kebijakan ekspansif (menguasai)
semakin gencar diwujudkan ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur
Jenderal menggantikan Pieter Both pada tahun 1817.
4
Daerah-daerah strategis bagi pelayaran
dan perdagangan di sepanjang pantai Nusantara dikuasai VOC. Hal ini bisa
dikatakan sebagai tindakan imperialism pantai, yaitu :
1.
Pada
tahun 1919/1921 merebut pelabuhan Jayakarta.
2.
Pada
tahun 1625 menduduki daerah pusat rempah-rempah di pulau Banda.
3.
Pada
tahun 1641 merebut Benteng Portugis di Malaka.
4.
Pada
tahun 1662 menduduki pusat perdagangan Pariaman di pantai Barat Sumatra.
5.
Pada
tahun 1667 menduduki Bandar Makassar.
Dalam upaya mempertahankan monopoli dan melarang
keterlibatan bangsa Barat lainnya maupun para pedagang Asia dalam perdagangan
rempah-rempah di kepulauan Maluku, VOC melakukan intervensi militer ke berbagai
daerah dan pelayaran Hongi (Hongi Tochten).
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran keliling menggunakan perahu jenis kora-kora
yang dipersenjatai untuk mengatasi perdagangan gelap atau penyelundupan rempah-rempah
di Maluku. Pelayaran ini juga disertai Hak Ekstirpasi, yaitu hak unutk membinasakan
tanaman rempah-rampah yang melebihi ketentuan.
Pada tahun 1700-an, VOC berusaha
menguasai daerah-daerah pedalaman yang banyak menghasilkan barang dagang.
Imperialism pedalaman ini sasarannya kerajaan Banten dan Mataram, karena daerah
ini banyak menghasilkan barang-barang komoditas seperti beras,gula merah,
jenis-jeniskacang dan lada.
Tindakan VOC yang sewenang-wenang ,
sangat keras dan kenjam menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia. Perlawanan
terhadap monopoli VOC terjadi dimana-mana seperti di Mataram, Banten Makassar,
dan Maluku.
5
Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa
di Indonesia sejak 1602-1779 antara lain dapat dirangkum sebagai berikut :
1.
Menguasai
pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan Benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
2.
Melaksanakan
politik devide et impera(memecahdan
menguasai) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3.
Untuk
memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang disebut
Gubernur Jenderal.
4.
Melaksanakan
sepenuhnya Hak Oktroi yang
ditawarkan pemerintah Belanda.
5.
Memabanguan
pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon dipindahkan dipusatkan di
Jayakarta (Batavia).
6.
Melaksanakan
pelayaran Hongi (Hongi tochten).
7.
Adanya
Verplichte leverantien (penyerahan
wajib) dan Prianger Stelsel (sistem
Priangan).
8.
Prianger Stelsel (sistem Priangan, penyerahan wajib)
dimulai tahun 1723 masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam
kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib kerja ini sama dengan kerja
paksa/rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan miskin.
Pengaruh dari kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia
antara lain :
1.
Kekuasaan
raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
2.
Wilayah
kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru dibawah
kendali VOC.
3.
Hak Oktroi (istimewa) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi
miskin,menderita,mengenal ekonomi uang, mengenal system petahanan benteng,
etika perjanjian, dan prajurit bersenjata modern.
4.
Pelayaran
Hongi, bagi penduduk Maluku
khususnya, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, pemerkosaan,
perbudakan, dan pembunuhan.
5.
Hak
Ekstirpasi bagi rakyat merupakan
ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang bisa berlebih.
6
C.
Reaksi Rakyat
Perlakuan
VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai penjuru.
a)
Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir
orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada tahun 1628 menyerang VOC di Batavia
dipimpin Tumenggung Bahureksa gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro
Agul-agul.
Kyai Dipati Mandurareja dan Kyai Dipati
Upasanata, menyerang benteng Holandia tetapi gagal. Pada tahun 1629 pasukan
Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal kembali. Namun, pada serangan
kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di
Batavia diantaranya:
1.
Belanda
dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
2.
Belanda
merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
3.
Belanda
berbuat kasar dalam berdagang
b) Makasar
Melawan VOC
Ibukota
Makasar Sombapou merupakan Bandar yang sangat strategis. VOC ingin
menguasainya. Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada
Sultan Maksar agar :
1.
Makasar
menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC.
2.
Makasar
memberi hak monopoli kepada VOC.
3.
Melarang
kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku.
Permintaan
tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai
raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukzn
“Ayam Jantan dari Timur”. Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru
Palaka untuk melawan Makasar.
Pertemuan
hebat terjadi Juli 1667, pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan
Aru Palaka. Tahun 1667 bulan November, Sultan Hasannudin terpaksa harus
memandatangani perjanjian Bongaya, isinya:
1.
Makasar
harus mengakui monopoli VOC.
2.
Makasar
diperkecil hingga tinggal Gowa.
3.
Makasar
harus membayar seluruh biaya perang.
7
c) Banten
Melawan VOC
Perlawanan
rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta
(1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa,
sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan
bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba.
Akhirnya
Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi, Sultan
dapat ditangkap tahun 1683, sedangkan Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa.
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC memabawa akibat :
1.
Banten
dikuasai VOC.
2.
VOC
berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan.
3.
Hak
kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan.
4.
Biaya
perang harus ditanggung Banten.
d) Trunojoyo
Melawan VOC
Trunojoyo
adalah putra bupati Madura. Tahun 1674, ia mengangkat senjata melakukan
perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan
berkerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano,
Macan Wulung, dan lain-lain.
Pengganti
Amangkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan Kapten
Jonker, tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II.
e) Untung
Suropati Melawan VOC
Untung
Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan
sewenang-wenang oleh serdady VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya
berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sultan Amangkurat III
(Sunan Mas).
8
D. Kemunduran
VOC
Kemunduran
VOC terjadi sejak abad ke-18 disebabkan oleh hal-hal berikut :
1.
Banyak
korupsi yang dilakukan pegawai-pegawai VOC.
2.
Anggaran
pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC.
3.
Biaya
perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
4.
Persaingan
dengan kongsi dagang lain, seperti kongsi dagang Portugis (Compagnie des
Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company).
5.
Utang
VOC yang sangat besar.
6.
Pemberian
deviden kepada pemegang saham
walaupun usahanya mengalami kemunduran.
7.
Berkembangnya
paham liberalism sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai
lagi untuk diteruskan.
8.
Penduduk
Prancis terhadap negeri Belanda pada than 1795. Prancis memiliki musuh utama
Inggris yang berada di India untuk meluaskan jajahannya di Asia Tenggara. Badan
seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris
sehingga VOC harus dibubarkan.
E. Pembubaran
VOC
Menjelang
abad ke-18, VOC mengelami kebangkrutan yang ditandai dengan memburuknya kondisi
keuangan VOC dan menumpuknya utang-utang VOC. Korupsi merupakan sebab utama
kebangkrutan itu. Hal itu diperparah oleh hutang peperangan VOC dengan rakyat
Indonesia dan Inggris dalam memperebutkan kekuasaan di bidang perdagangan yang
semakin menumpuk.
Sebab
lainya adalah kemerosotan moral di antara penguasa akibat sistem monopoli
perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh
membantu VOC dalam memonopoli perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah
yang masuk ke VOC jauhdari jumlah yang diharapkan.
9
Hal
utama lainnya adalah ketidakcakapan para pegawai VOC dalam mengendalikan
monopoli. Akibatnya Verplichte
leveranties (penyerahan wajib) dan Peanger
Stesel (Aturan Priangan) tidak berjalan semestinya. Kedua aturan itu
tadinya dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. Verplichte leveranties mewajibkan tiap daerah menyerahkan hasil
bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, nila, dan gula dengan harga yang
ditentukan VOC.
Sedangkan
Preanger Stelsel mewajibkan rakyat
Priangan menanam kopi dan menyerahkan hasil panennya kepada VOC, juga dengan
tarif yang ditentukan VOC. Sementara itu, perang antara Belanda dan Inggris
terjadi juga di Asia. Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di
Persia, Hindustan, Sri Lanka, smapai Malaka.
Menyadari
ancaman itu, Republik Bataaf mulai bertindak keras kepada VOC. Selain VOC tidak
dapat diandalkan lagi dalam menghadang serangan Inggris, persoalan internal
yang berlarut-larut dalam tubuh VOC dan anggaran VOC yang menyedot uang negara
membuat pemerintah Republik Bataaf mencabut Hak Oktroi izin usaha VOC dan pada
31 Desember 1799 VOC pun dibubarkan.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Pada
20 Maret 1602, para padagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compignie-VOC (Perkumpulan Dagang India
Timur). Untuk melaksanakan tugasnya VOC memilki Hak Oktroi. Sebagai realisasi
hak tersebut, VOC menerapkan berbagai kebijakan yang pada akhirnya hanya
merugikan Indonesia.
VOC
semakin merajalel dan menguasai hasil bumi Indonesia serta melakukan
penyerangan di berbagai daerah apabila daerah tersebut tidak mau berkerjasama.
Peperangan pun tidak dapat dihindari oleh beberapa kerajaan Indonesia yang
menolak kerjasama dengan VOC. Bermacam reaksi pun bermunculan.
Pada
abad ke-18 VOC mulai mengalami kemunduran baik disebabkan oleh faktor internal
maupun eksternal.
VOC
dibubarkan pada 31 Desember 1799.
B. Saran
Dengan
kondisi Indonesia dewasa ini, harusnya kita bersyukur atas apa yang telah
diberikan Tuhan kepada kita. Kita tidak pernah merasakan penderitaan dari
pendahulu kita. Oleh karena itu kita harus bisa mempertahankan kemerdekaan
kita, apalagi dengan kondisi Indonesia yang sekarang sangat rentan terjadi
penjajahan secara tidak langsung. agar bendera merah putih tetap berkibar
diseluruh kepulauan Indonesia, kita harus bersatu dan memperkuat persaudaraan
antara suku, ras, agama. Agar tidak terjajah oleh bangsa lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sejarah Indonesia
Kelas XI Semester 1
iii
Tidak ada komentar: