Puisi Bertema Tentang Ketidakadilan Pada Rakyat
Ilustrasi |
Rain In Shadow→ Puisi merupakan Karya Sastra yang sangat Indah apabila dibacakan dengan Nada, Rima, Pemilihan Kata. dan Susunan Kata yang Baik. Puisi juga biasanya merupakan salah satu Media untuk ajang memberi "Sindiran" kepada Sesorang atau Suatu Kelompok. Tetapi perlu juga diperhatikan dalam membuat Puisi untuk "Sindiran", terhadap Suatu Kelompok. Kenapa? Karena jika kita salah dalam memilih Kata. Akan berdampak seperti "Bumerang" atau mungkin "Senjata Makan Tuan".
Tentu saja kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada diri kita. Niat kita ingin memberi Kritikan terhadap Seseorang atau Suatu Kelompok dengan Baik. "Belum tentu apa yang menurut kita Baik, Baik pula untuk Orang Lain." Jadi, jika kita ingin memberi Masukan terhadap Seseorang atau Suatu Kelompok haruslah menggunakan Kata-kata yang Sopan dan Enak dalam Mencerna Arti dari Puisi tersebut.
Baca Juga : (Puisi Bertema Tentang Hari Pahlawan)
Berikut merupakan Puisi yang mempunyai Makna yang sangat mendalam bagi Sebagian Orang. Mungkin juga termasuk para Pejabat. Dalam Puisi ini banyak mengandung Unsur Kritikan terhadap Pemerintah. Tetapi saya rasa para Pejabat pada era Jokowi ini, mulai sedikit berkurang yang "berperilakuan" seperti yang tertuang pada Puisi ini. Ya, semoga saja para Pejabat terbuka matanya dengan adanya Kritikan seperti pada Puisi ini.
Baiklah tanpa menunggu lama lagi saya akan menyajikan sebuah Karya Sastra Puisi Karya Esti Noor berikut ini. Silakan Baca Puisi di bawah ini.
Si Kemilau dan
Itik
Jasnya berkilauan, seolah hanya emas yang terajut
Baunya wangi sekali, seolah bermandi bunga
Wajahnya sumringah, seolah nestapa benci padanya
Kudanya adalah besi senilai permata
Dan dunia dalam genggamannya.
Si Itik hanya memojok di kolong langit
Menatap iri kerlip depan mata
Menatap kosong pada harapan yang hilang
Menagih dalam hati janji yang pernah diberi
Mana? Ke mana janji Si Kemilau itu dulu?
Baca Juga : (Cerita Pendek Karya Esti Noor; Stay)
Hidupnya akan jaya, katanya
Makannya akan mewah, katanya
Senyumnya tak terlunturkan, katanya
Tapi kata manis hanya tinggal sepah
Tapi janji manis hanya tersisa bualan
Si Kemilau mengingkari janji
Si Kemilau berhambur emas
Bersayap uang kertas
Si Kemilau yang melupakan Si Itik
Si Kemilau yang bernama pejabat
Si Itik yang dikenal dengan nama rakyat
Tidak ada komentar: