Puisi Bertema Tentang Kesengsaraan Rakyat
Rain In Shadow→ Indonesia merupakan salah satu Negara yang ada di Dunia yang memiliki letak yang strategis, baik dari segi Ekonomi, maupun Pertahanan. Secara Geografis Negara Indonesia terletak diantara 2 Samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) dan 2 Benua (Benua Asia dan Benua Australia).
Indonesia yang juga dikenal sebagai Negara dengan kekayaan Sumber Daya Alam nya, yang membuat para Penjajah dahulu ingin mengambil Tanah Surga yang ada di Dunia ini.
Baca Juga : (Puisi Bertema Tentang Religi)
Dalam artikel ini, saya tidak menceritakan mengenai apa yang saya utarakan diatas. Melainkan, artikel kali ini lebih tepatnya (Kritikan) kali ini. saya akan mencoba mengekspresikannya melalui sebuah Karya Sastra dalam bentuk sebuah Puisi.
Baca Juga : (Puisi Bertema Tentang Hari Pahlawan)
Yap, Puisi kali ini akan bertemakan tentang Kekayaan yang Dimiliki Oleh Indonesia, tetapi tidak adanya yang mengolah dan mungkin yang mengolah bukan Rakyat Indonesia. Melainkan orang lain yang datang ke Indonesia.
Judul dari Puisi kali ini adalah Nelangsa di Tanah Surga. Bagi yang tidak mengerti apa arti kata "Nelangsa" saya beri tahu. "Nelangsa" merupakan Bahasa Jawa, apabila diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti "Sengsara".
Nah, dari pada terlalu lama berbasa-basi lebih baik langsung saja kalian baca dan mengambil Makna yang tersirat didalam Puisi terebut.
Baca Juga : (Puisi Bertema Tentang Pengorbanan)
Nelangsa di
Tanah Surga
Karya Esti Noor
Mereka bilang tanah surga
Surga dunia mereka yang di atas sana
Tapi setapak Neraka bagi jelata
Apa tindak negara?
Jelata dibuatnya nelangsa
Dasar buaya berdasi tak tahu diri
Demi pribadimu berorasi demokrasi
Semu semua ucapan janji
Bersorak ria berlaku adil dan mengayomi
Hah! Makan pun kau mengikis uang kami
Putus sudah urat malu
Moral tak lagi berlaku
Etika hanya di depan kamera
Berlomba bermuka dua
Acuh muka pada dosa
Baca Juga : (Cerita Pendek Karya Esti Noor; Stay)
Apa salah pribumi?
Gemah ripah loh jinawi hanya ilusi
Semua raib, hanya tersisa ironi
Sungguh miris hati
Bobrok negeri kian menjadi.
Tidak ada komentar: